• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Informasi Terbaru 2014

Informasi Terbaru Mengenai Gadget, Remaja, Education, dll

  • Home
  • Otomotif
  • Puisi
  • Education
Home » Cerita » Cerita ABG

Cerita ABG

Asmara Gelap Di Tempat Kerja Aku Hanyut Dalam Dekapan ABG

Asmara kerap tumbuh dengan tidak direncanakan. Bahkan kehadirannya sering tidak terduga. Tapi bila sudah bersemi, tak ada kekuatan yang dapat memisahkannya. Ia akan menembus segala sekat pemisah, seperti perbedaan status, umur, latar belakang, jarak dan waktu. Ia bisa berakhir indah, tapi tak jarang menyeret seseorang ke dalam lorong-lorong gelap tak berujung. Keadaan seperti inilah yang aku alami, setelah terbelit tali asmara dengan Galuh, siswi salah satu sekolah kejuruan.
Sebelumnya aku perkenalkan diri. Namaku Joshua, tapi lebih sering dipanggil Jossy. Dengan bermodal ijazah sarjana ekonomi dari salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur serta pendidikan bisnis di Sangpura, saat ini aku bekerja di salah satu perusahaan jasa pelayaran. Dari perusahaan, selain aku mendapat gaji yang memadai, juga berbagai fasilitas serta bonus, sehingga secara ekonomi aku cukup mapan.
Anehnya, kendati ditempat kerjaku banyak wanita cantik, namun bagiku tak ada yang menarik. Aku pun tetap sorangan wae hingga menapak usia 37 tahun. Aku baru benar-benar merasakan nikmatnya cinta setelah bergaul dengan seorang seorang gadis ABG (Anak Baru Gede).
Kejadiannya bermula, dengan kehadiran 5 siswi salah satu SMEA di Jakarta di kantorku untuk melakukan PKL. Mereka adalah Galuh, Anita, Sandra, Tuti, dan Dita. Oleh manajemen, mereka diperbantukan di bagian operasi, yang tempatnya agak jauh dari ruangan bagian keuangan tempat kerjaku. Namun, karena hampir setiap hari mereka harus menyampaikan laporan ke tempatku, maka selalu ada kesempatan untuk bertemu.
Diantara mereka, Galuh yang agak mirip dengan Winda kekasihku saat masih di SMA.. Terus terang, sejak pertemuan pertama aku sudah tertarik pada Galuh, yang nama lengkapnya “Galuh Puteri Candrakirana,” puteri seorang perwira polisi asal Klaten Jawa Tengah itu. Hidung yang bangir, bibir sensual, sedikit tahi lalat dipipinya, kata-katanya lembut membuat ia tampak sempurna di mataku. Ia memang mudah akrab denganku, bahkan banyak menyangka aku sedang PDKT dengan Galuh yang usianya 18 tahun lebih muda dariku. Tapi apa pun sangkaan rekan-rekan, aku hiraukan. “Masa bodo, mau bilang apa, kek, aku tetap pada tugasku” pikirku. Tapi setelah lebih dari seminggu, aku lihat sikap dan tingkat Galuh semakin membuat aku terpesona. Aku pun semakin care padanya.
Suatu ketika, bersama Galuh dan Sandra, temannya datang ke meja kerjaku. Awal, hanya bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Galuh juga menanyakan nomor ponselku. Permintaannya kupenuhi, tapi sambil guyon aku katakan, asalkan ia mau menemaniku nonton film midnight di satu gedung bioskop. Herannya, ia tak menolak dan juga tak mengiyakan. Hanya senyuman yang penuh arti tersungging di wajahnya. Aku tidak bertindak lebih jauh, maklum di kantor harus jaim (jaga imej), agar tidak mendapatkan masalah.
Tapi tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Kami pun menuju kantin untuk makan siang. Baru saja aku selesai makan, Galuh mendekatiku dan berbisik “besok kan libur, bapak aku tunggu di depan supermarket, dekat toko buku sekitar jam 09.00 pagi. Ada yang ingin saya bicarakan, ” katanya.
Sesuai dengan permintaan Galuh, esoknya aku tunggi ia di depan toko buku, dan tak lama kemudian ia muncul. Ia tampak anggun dan sexy dalam balutan kaus ketat putih dipadu dengan celana panjang warna gelap.
“Udah lama nunggu ya, Pak ?,” tanya Galuh. “Jangan panggil Bapak, donk, ini kan bukan di kantor. Panggil saja, Jossy,” jawabku. “Baiknya kita kemana Pak ee,, Jossy,” tanya Galuh seraya mendekatiku.
“Up to you, emang mau ngomongin apaan, kok kayaknya raqhasia banget,” aku balik bertanya. “Nggak juga Joss, aku hanya ingin dekat dengan kamu, karena aku senang kamu,” jawab Galuh.
“Kenapa kamu senang aku, apa alasannya,” aku kembali bertanya. “Aku juga nggak tahu, tapi setiap dekat dengan kamu terasa ada getaran dihatiku,” jelas Galuh.
Mungkin karena rasa senang, tanpa sadar kuraih badannya dan kupeluk ia. “Aku juga suka kamu, Lih,” kataku sambil merapatkan tubuhnya ke badanku. Merasa tidak enak dilihat orang lain, Galuh melepaskan dirinya dari pelukanku. “ Kita ditempat umum, tidak enak dilihat orang,” kata Galuh. “Kalau begitu, kita cari saja tempat yang cocok untuk berduaan,” kataku dan Galuh mengiyakannya.
. Akhirnya, memesan kamar di salah satu hotel, karena hanya disitu kami bebas berduaan tanpa takut dilihat orang lain. Kamarnya cukup lumayan, ada TV dan AC. “Enak juga ya Joss, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut terdengar atau terlihat oleh orang lain,:” kata Galuh sambil merebahkan badan di ranjang. Ia kemudian menyalakan TV dan memilih siaran, sementara aku memesan makanan dan minuman ringan melalui aiphon.
Lantunan lagu-lagu nostalgia dari Trio Ambisi yang disiarkan TV kian membuat hati terasa romantis.
Sesaat setelah room boy kembali dari mengantarkan pesanan, aku rebahan di ranjang di samping Galuh.Tapi ia justru bangun dan duduk di tepi ranjang, dan bertanya: “Jossy, apakah Galuh salah bila mencintai kamu. Sebagai wanita, aku sebenarnya malu mengutarakannya, tapi aku nggak kuat untuk menahannya. Maafin aku ya, kalau dianggap salah dan telah mengganggu hari libur kamu,” kata Galuh.
Sungguh, aku terharu mendengar kejujuran dan kepolosannya. Dan setelah mendengarkan ungkapan apa yang ada dihatinya, sambil ku belai rambut dan kuusap punggungnya, aku pun meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.
Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi, yang aku lakukan justru dibalasnya dengan ciuman penuh gairah. Galuh melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali.
Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi, dengan itu aku justru yang jadi bingung bahkan semakin repot, karena hanya dengan melihat tubuhnya yang masih berpakaian lengkap (saat dikantor) sudah cukup membuat aku terangsang, terbakar api birahi yang membara. Sedangkan kini, aku tidak hanya melihat dan membayangkannya tapi sudah langsung merasakan hangatnya tubuh Galuh, wanita yang sedang bergeliat dalam dekapan cintaku.
Makanan dan minuman yang baru diantar room boy, pun terasa sudah tak menarik lagi, terutama ketika detak jantung Galuh terasa semakin memburu, sehingga getarannya kian menggugah kelaki-lakianku.
“Luh, aku sungguh mencintaimu. Aku tak mau kehilangan kamu,” bisikku membuat tubuh Galuh semakin bergetar, sementara tangannya kian merayap ke semua bagian badanku. Kami pun semakin larut dalam adegan percintaan, bersamaan dengan menurunnya kadar kesadaran dan daya kendali diri. Kami baru tersadar bahwa saat itu, kami berpelukan dalam keadaan tanpa busana, bahkan telah melakukan hubungan badan.
Kulihat, cairan bening menitik di mata Galuh. “Mas, aku mencintaimu. Aku baru pertama kali melakukan seperti ini, semata-mata demi cintaku yang tulus pada, Mas,” ucap Galuh terisak. “Aku juga sama, Luh. Aku ingin menjadikanmu pasangan hidupku seumur hidup,” jawabku seraya menghapus peluh di badannya dengan tisu.
Setelah sudah agak tenang, kuajak ia bicara tentang kelanjutan hubungan kami. “Luh, kita sudah terlanjur melakukan sesuatu yang hanya pantas bagi yang sudah menikah. Aku akan bertanggung jawab, karena itu yang perlu kita pikirkan, bagaimana agar orang tuamu merestui hubungan kita,” kataku. “Bahkan, sedapat mungkin kita segera menikah setelah kamu lulus EBTANAS. Aku janji, setelah menikah, kamu boleh melanjutkan ke perguruan tinggi, asalkan anak kita tidak terabaikan,”
Galuh tak menjawab sepatah kata pun, namun pelukannya terasa kian mengencang. Bagiku hari itu terasa amat indah. Baru setelah magrib, kami chek out dari hotel, dan kuantar Galuh hingga di depan rumahnya.
Meski sejak itu hubungan kami kian mesra, namun di kantor kami tetap bersikap biasa-biasa saja sehingga tak seorang pun rekan kerja mengetahui telah terjalin hubungan asmara antara kami berdua. Setelah melewati masa PKL, Galuh pun kembali ke sekolah. Namun hubungan asmara antara aku dan dia terus membara. Setiap kesempatan selalu kami manfaatkan untuk memadu cinta.
Beberapa bulan kemudian, pengumuman hasil ujian Ebtanas. Galuh sengaja datang menemuiku untuk menyampaikan berita gembira sekaligus cukup mengagetkan yakni ia lulus Ebtanas, dan hasil pemeriksaan dokter ia positif telah hamil 2 bulan. Sesuai dengan janjiku, maka aku segera melamarnya, dan setelah melewati berbagai kendala –antara lain sikap orang tuanya yang berat menerima lamaranku karena perbedaan usia yang sangat jauh— akhirnya kami menikah.
Kini, Galuh, mantan siswi peserta PKL telah jadi isteriku, ibu dari dua orang anak buah cinta kami. Ia juga telah menyandang gelar sarjana ekonomi, dan kemungkinan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2, di sela-sela kesibukkannya mengurus rumah tangga dan mengajar di salah satu lembaga pendidikan menengah. (PL)
Posted by Unknown on Friday, October 24, 2014 - Rating: 4.5
Title : Cerita ABG
Description : Asmara Gelap Di Tempat Kerja Aku Hanyut Dalam Dekapan ABG ...

Share to

Facebook Google+ Twitter
Newer Post
Older Post
Home

Entri Populer

  • Mobil Timor Modifikasi
  • Foto Modifikasi Motor jupiter MX Terbaru
  • Modifikasi Sepeda Ontel
  • Modifikasi Motor Vespa
  • Modifikasi Motor Matic
  • Beragam Jenis Ban Motor
  • Aneka Resep Masakan
  • Puisi Cinta Patah Hati Sedih Dan Galau
  • Cara Mencegah Virus Ebola
  • jenis Obat Diabetes
Copyright © 2012 Informasi Terbaru 2014 - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger